Idul Adha yang Miris
Saya heran sekali tentang pola pikir manusia yang makin hari makin kacau saja. Idul Adha adalah hari besar yang seharusnya diisi dengan segala kegiatan yang tentunya berbau kecintaan antar sesama umat beragama, antar umat beragama yang berbeda dan umat beragama dengan pemerintah. Tetapi apa yang saya lihat kemarin di media-media benar-benar membuat saya istighfar berulang kali.
Mungkin kalau teman-teman pada lihat TV di seluruh stasiun swasta merasakan hal yang sama terhadap apa yang saya lihat. Ya, yang pertama adalah pembagian kurban yang harus berdesak-desakan sampai beberapa anak kecil serta nenek menjerit serta menangis kesakitan, hal yang terjadi di Jakarta, Surabaya dan di daerah lainnya.
Kedua adalah, hewan yang dikurbankan mengandung penyakit, yaitu cacing hati dan radang paru-paru, untungnya hal ini diselidiki oleh tim dari Dinas Peternakan hingga daging tidak sampai di tangan masyarakat yang mendapat jatah kurban, bayangkan kalau kita harus memakan daging yang mengandung penyakit.
Dan terakhir tradisi aneh yang terjadi beberapa daerah di Indonesia, yang saya lihat pertama adalah di Padang, mereka lebaran di tanggal 9 Dzulhijjah. Di daerah lain yaitu di daerah Jawa, mereka salat tidak memakai alas sama sekali di lapangan yang kita tidak tahu kebersihan terhadap lapangan itu sendiri, serta mereka menganggap kurban hanya kambing saja, nama alirannya yaitu Jamaah ....... Quran, (lupa depannya). Gila aja kata saya kemarin, padahal kita tahu Rasul mengajarkan kita tentang kebersihan, tapi mereka berdalih Rasul saja salat dulu seperti itu. Di daerah lain yaitu, di Ambon adanya tradisi bendera hijau, yang diambil dengan cara berebutan dan berdesak-desakan, bahkan ada yang melompat dari genteng rumah menimpa kerumunan manusia hanya untuk bendera hijau, yang katanya siapa yang mendapatkan bendera itu pada hari Idul Adha, dia nanti akan mendapat karunia, dan ke depannya akan menjadi pembesar di adat (duh bodoh amat ya).
Melihat kejadian itu, dari kemarin sampai pagi tadi, saya hanya terdiam serta berdoa jangan sampai di Palembang ada kejadian seperti itu. Amin...
Mungkin kalau teman-teman pada lihat TV di seluruh stasiun swasta merasakan hal yang sama terhadap apa yang saya lihat. Ya, yang pertama adalah pembagian kurban yang harus berdesak-desakan sampai beberapa anak kecil serta nenek menjerit serta menangis kesakitan, hal yang terjadi di Jakarta, Surabaya dan di daerah lainnya.
Kedua adalah, hewan yang dikurbankan mengandung penyakit, yaitu cacing hati dan radang paru-paru, untungnya hal ini diselidiki oleh tim dari Dinas Peternakan hingga daging tidak sampai di tangan masyarakat yang mendapat jatah kurban, bayangkan kalau kita harus memakan daging yang mengandung penyakit.
Dan terakhir tradisi aneh yang terjadi beberapa daerah di Indonesia, yang saya lihat pertama adalah di Padang, mereka lebaran di tanggal 9 Dzulhijjah. Di daerah lain yaitu di daerah Jawa, mereka salat tidak memakai alas sama sekali di lapangan yang kita tidak tahu kebersihan terhadap lapangan itu sendiri, serta mereka menganggap kurban hanya kambing saja, nama alirannya yaitu Jamaah ....... Quran, (lupa depannya). Gila aja kata saya kemarin, padahal kita tahu Rasul mengajarkan kita tentang kebersihan, tapi mereka berdalih Rasul saja salat dulu seperti itu. Di daerah lain yaitu, di Ambon adanya tradisi bendera hijau, yang diambil dengan cara berebutan dan berdesak-desakan, bahkan ada yang melompat dari genteng rumah menimpa kerumunan manusia hanya untuk bendera hijau, yang katanya siapa yang mendapatkan bendera itu pada hari Idul Adha, dia nanti akan mendapat karunia, dan ke depannya akan menjadi pembesar di adat (duh bodoh amat ya).
Melihat kejadian itu, dari kemarin sampai pagi tadi, saya hanya terdiam serta berdoa jangan sampai di Palembang ada kejadian seperti itu. Amin...
3 comments:
yang penting khan suci bos...
bersih aja itu belum tentu suci loo...
suci sama bersih itu han ndak sama...
Betul An, sangat miris ketika melihat berita itu, kita gak bisa bantu banyak selain berdoa dan berharap agar semua bisa ambil hikmah dari semua ini.
Dan kita harapkan agar moment Idul Adha untuk kedepannya bisa lebih bermakna dan diridhoi Allah SWT serta berkah untuk semua.
sama saya juga ikut miris
Post a Comment